Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sering menjadi kebanggaan bagi suatu negara, begitu pula dengan negara Indonesia yang perekonomiannya selalu tumbuh yang sering dibanggakan oleh pemerintahan, namun pertumbuhan ekonomi yang diukur oleh pemerintah belum bisa menjawab tentang kondisi masyarakat yang sesungguhnya yang masih terdapat banyak kemiskinan yang ada, banyak orang-orang yang belum merasakan arti dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dicapai.
Dalam
pandangan para ahli ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi memang berbeda-beda,
salah satunya teori kebebasan pilihan perkembangan kapabilitas yang di
sampaikan oleh Amatyas Kumar Sen, Kesejahteraann
sebuah bangsa tergantung dari satu faktor saja. Biasanya, kemajuan muncul
karena adanya "kebijakan-kebijakan pendukung",
Kemudian yang menjadi nilai yang paling dominan dalam
pembangunan ekonomi adalah Kebebasan. Menurut
kodratnya, pembangunan ekonomi adalah sebuah upaya untuk meningkatkan
kebebasan, (Sen :1999). Sen menjawabnya dengan lebih dahulu membuat
perbedaan antara apa yang disebut sebagai analisis pembangunan yang
mementingkan pertumbuhan out put per kapita (GNP per kapita) dengan upaya yang
terpusat untuk memperluas kebebasan manusia. Sen menyebutkan bahwa pembangunan
yang benar adalah bila individu mampu mencapai sebuah cara hidup dan tingkat
martabat dimana kemampuan personal bisa diwujudkan, misalnya tingkat
penghasilan seseorang, memang sangat terkait dengan tingkat kesempatan yang
tersedia melalui penghasilan tersebut. Namun tingkat tersebut dapat disebut
pantas apabila cukup untuk menjamin sebuah kehidupan yang lebih lama atau
sebuah kehidupan sosial yang bebas dari kejahatan. Variabel-variabel di luar
penghasilan inilah yang menentukan nilai negatif atau positif pendapatan yang
diperoleh oleh seseorang.
Melihat
kondisi yang saat ini terjadi di indonesia, pertumbuhan ekonomi di indonesia
sangat jauh dengan yang disampaikan oleh
sen, sebagian besar rakyatnya belum
mendapatkan kebebasan, dilihat dari segi kesempatan untuk mendapatkan
pekerjakaan, banyak orang-orang tidak
bisa mendapatkannya, sehingga belum bisa
mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal tersebut dapat terjadi karena tingkat sumber daya manusia yang masih rendah
karena kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang cukup juga masih terhambat,
apalagi di daerah pedesaan maupun daerah-daerah pedalaman, sehingga
keterampilan ataupun kwalitas dari seseorang yang belum bisa merasakan
kesempatan pendidikan kalah untuk bersaing dalam kondisi kehidupan yang ada,
akibat dari hal tersebut juga bisa dilihat masih banyaknya orang-orang yang
telah mendapatkan penghasilan namun belum mampu untuk mencukupi kebutuhan
kehidupan sehari-hari, sedangkan sen memaparkan bahwa sebuah penghasilan yang
pantas adalah penghasilan yang cukup untuk jaminan kehidupan yang lebih lama
dan kehidupan sosial yang terbebas dari kejahatan. Orang-orang yang memiliki
penghasilan tinggi dan cukup untuk memenuhi kehidupannya dalam waktu panjang
memang banyak namun banyak yang masih melupakan kehidupan disekitarnya yang
masih membutuhkan pertolongan untuk merasakan hidup layak dan mendapatkan sebuah
kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan yang ada.