السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Semoga keselamatan tercurah atas kamu sekalian beserta rahmat dan barokah Allah

Sunday, September 13, 2015

PERAN UMKM SEKTOR HOSPITALITY TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI

Agus Miyanto
  1. Green Economy Study Program, Green Economy and Digital Communication Faculty, Surya University, Gedung 01 Scientia Business Park Jl Boulevard Gading Serpong Blok O/1, Tangerang, 15810, Indonesia
  2. Kelompok 2

Abstrak
Penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Peran dan Upaya UMKM Hospitality (Perdagangan, Perhotelan dan Restoran) terhadap perekonomian Indonesia dalam Globalisasi. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM sektor Hospitality mampu bersaing dalam persaingan Global, dan  UMKM Sektor Hospitality  adalah salah satu usaha  yang berperan penting terhadap perekonomian nasional yang memberikan kontribusi positif pada sektor ekonomi, terutama terhadap pertumbuhan  PDB Indonesia, para pelaku usaha Hospitality harus melakukan upaya untuk terus  mengembangkan usaha hospitality di Indonesia agar mampu bersaing dalam sekala global karena dengan adanya globalisasi persaingan di tingkat dunia semakin ketat.
Kata Kunci: UMKM sektor Hospitality, Peran, galobalisasi

Abstract
Research is to determine how the role and efforts of SMEs Hospitality (Trade, Hospitality and Restaurant) on the Indonesian economy in Globalization. The research method in this study using literature. The results of this study indicate that the hospitality sector SMEs can compete in the global competition, and the SME sector Hospitality is one of the businesses that are important to the national economy which make a positive contribution to the economy, especially on the growth of Indonesia's GDP, Hospitality business people should make an effort to continue to develop the hospitality business in Indonesia in order to compete in a global scale due to the globalization of competition at world level is getting tougher.
Keywords: Hospitality sector SMEs, Role, globalization





1.      Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Globalisasi merupakan suatu perkembangan yang tidak dapat dicegah ataupun dihindari oleh suatu Negara. Dalam buku Globalization Menurut Carnegie Endowment, globalisasi adalah proses interaksi dan integrasi antarindividu, perusahaan dan Negara-negara yang berbeda kebangsaan atau sebuah proses yang didorong oleh perdagangan internasional dan investasi serta dibantu oleh teknologi informasi (Boundreaux, 2008). Dengan[l1]  adanya globalisasi akan memengaruhi dalam berbagai aspek diantaranya, Kecenderungan semakin kuatnya ikatan ekonomi, politik, teknologi dan budaya yang menghubungkan berbagai individu, komunitas, perusahaan dan pemerintahan di seluruh dunia.
Dengan adanya globalisasi sebuah Negara diharuskan untuk mampu bersaing menghadapi tantangan yang ada. Salah satu tantangan dalam globalisasi adalah tantangan dalam bidang ekonomi. Di Indonesia kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi semakin nyata, hal itu dapat dirasakan dengan adanya kebijakan Impor, maupun perdagangan bebas antar Negara, serta organisasi antar Negara seperti AFTA. Dengan adanya hal tersebut Indonesia harus semakin siap untuk menghadapi tantangan yang ada.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan adanya globalisasi adalah dengan meningkatkan sektor perekonomian yang ada di Indonesia. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu kegiatan usaha yang telah mampu bertahan dalam menghadapi sebuah tantangan global yang ada di Indonesia. UMKM telah mampu bertahan dalam menghadapi krisis yang terjadi di Indonesia, dan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia secara dinamis. UMKM pada saat ini menjadi sesuatu yang penting dalam menopang pilar perekonomian.  Sektor UMKM menjadi salah satu segmen bisnis vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kuantitas UMKM (jumlah UMKM) adalah suatu potensi besar di dalam perekonomian.  Jumlah unit usaha meningkat dari 49.021.803 unit pada tahun 2006 menjadi 56.534.592 unit pada tahun 2012, terjadi kenaikan 15,3%.
Penggolongan utama (pokok) sektor ekonomi yang meliputi UMKM di Indonesia terbagi menjadi 9 sektor (Depkop, 2011). UMKM sektor Perdagangan, Lestoran, dan Perhotelan (Hospitality) merupakan salah satu sektor UMKM yang ada yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi  di Indonesia, dari 9 sektor yang ada, pada  tahun 2013 sektor Hospitality memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,07% dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% (BPS, 2014).
Oleh karena diperlukan sebuah strategi dan upaya agar kontribusi yang positif tersebut selalu terjaga dan dapat meningkat agar UMKM sektor Hospitalisasy mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan mampu untuk menghadapi tantangan globalisasi.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah tentang bagaimana upaya meningkatkan peran UMKM sektor Hospitality dalam menghadapi globalisasi?
1.3  Tujuan Peneliatian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya meningkatkan peran UMKM sektor Hospitality dalam menghadapai globalisasi.
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk Meningkatkan kontribusi UMKM sektor Hospitality terhadap perekonomian di Indonesia dalam menghadapi globalisasi.
2.      Metode Penelitian

2.1  Landasan Teori
2.1.1  Pengertian UMKM
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM memiliki definisi sebagai berikut:
a.       Usaha Mikro Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan  dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh  juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b.       Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c.        Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memiliki kriteria, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.1.2  Usaha Hospitality
Hospitality industry meliputi berbagai bidang, meliputi bisnis hotel, restoran, fast food, juga bisnis persewaan mobil. Secara umum, industri ini mendominasi penggunaan mode franchising dan manajemen kontrak untuk mengembangkan usahanya menjadi bisnis multinasional (Geoffrey, 2004).
Penggunaan tatanan kontrak manajemen dan franchising di bidang perhotelan memberikan juga keuntungan dalam hal periklanan. Pengusaha hotel periklanan hanya perlu dilakukan oleh jaringan hotel saja, selebihnya promosi dilakukan dari dalam melalui kepuasan atas pelayanan (Dunning, 1993 ). Mode yang diterapkan ini tak ayal membentuk sebuah chains of hotels, yang pada perkembangan berikutnya persaingan antara jaringan hotel jauh lebih signifikan dibandingkan dengan persaingan antar hotel itu sendiri. Pada industri perhotelan, keunggulan spesifik perusahaan adalah sistem reservasi global dan ekuitas brand yang memungkinkan operator ekonomi dengan lingkup dan skala internasional dalam memberikan tawaran kepada pebisnis saat bepergian ke luar negeri.
2.1.3  Strtegi bisnis tingkat global menurut Hitt, Ireland, dan Hoskisson
Dalam menyongsong globalisasi maka sebuah perusahaan atau usaha dapat menerapkan strategi-strategi dalam usahanya (Rina, 2003). Menurut (Hitt, Ireland, & Hoskisson, 2011) dalam bukunya Consept Strategy Management Competitiveness and Globalization, Ninth Edison dalam menghadapi globalisasi dapat menerapkan strategi-strategi:
a.       Analisa lingkungan  eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat menantang dan kompleks, perusahaan harus mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal mereka. Lingkungan eksternal ada dua bagian yaitu lingkungan umum mencakup lima segmen: demografi, ekonomi, politik hukum, sosial budaya dan teknologi. Bagian ke dua yaitu lingkungan industri: faktor-faktor ancaman masuknya peserta / pelaku baru, kekuatan posisi pemasok, kekuatan posisi pembeli, ancaman produk pengganti dan intensitas persaingan. Manajer harus mengerti posisi perusahaan mereka, relatif terhadap pesaing, dalam hal dimensi strategi yang penting.
b.       Analisis Lingkungan Internal
Karena perekonomian global, sumber keunggulan bersaing tradisional, mencakup biaya, tenaga kerja, biaya modal dan bahan baku menjadi tidak efektif secara relatif. Para manajer dievaluasi dalam hal kemampuan mereka untuk mengidentifikasikan, memelihara dan menggunakan kompetensi inti perusahaan mereka. setiap perusahaan ditantang untuk menggunakan keunggulan bersaing yang dimiliki saat ini sementara secara bersamaan juga menggunakan sumber daya, kemampuan dan kompetensinya untuk mengembangkan keuntungan yang relevan di masa depan.
c.        Strategi Tingkat Bisnis
Strategi tingkat bisnis (business level strategy) menekankan tindakan yang harus diambil untuk menyediakan nilai bagi konsumen dan mendapatkan keunggulan bersaing melalui pendayagunaan kompetensi inti dalam pasar suatu produk tertentu. Kompetensi inti merupakan sumber daya dan kemampuan yang telah ditentukan sebagai sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan terhadap pesaingnya. Strategi tingkat bisnis, yang merupakan tindakan terkoordinasi dalam pasar produk tertentu. Keunggulan biaya, pembedaan, biaya rendah terfokus, pembedaan terfokus dan biaya rendah / pembedaan terintegrasi merupakan lima strategi yang harus dilakukan.
d.       Strategi Tingkat Perusahaan
Strategi tingkat perusahaan (corporate level strategy) adalah tindakan yang diambil untuk mendapatkan keunggulan bersaing melalui pemilihan dan pengolahan sejumlah bisnis / usaha yang bersaing dalam beberapa industri atau pasar produk. Strategi tingkat perusahaan berhubungan dengan dua pertanyaan: usaha apa yang harus dipilih perusahaan dan bagaimana perusahaan harus mengolah seluruh usahanya.
e.        Strategi Internasional
Strategi internasional berhubungan dengan penjualan produk kepada pasar diluar pasar domestik perusahaan. Strategi internasional biasanya berusaha memanfaatkan empat peluang penting: potensi peningkatan ukuran pasar, peluang pengembalian investai yang besar, skala ekonomis dan pengetahuan dan potensi keunggulan lokasi.
f.        Kepemimpinan Strategi
Kepemimpinan strategis mencakup penentuan arah strategis, pemanfaatan dan pemeliharaan kompetensi inti, pengembangan modal manusia, pemeliharaan budaya korporat yang efektif, penekanan praktek-praktek etis, dan pembangunan pengendalian strategis.

2.2  Hipotesis
UMKM sektor Hospitality di Indonesia akan tetap bertahan dan siap dalam menghadapi globalisasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang semakin baik untuk perekonomian di Indonesia.
2.3  Metode Penelitian dan Teknik
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik studi pustaka menggunakan sumber buku, jurnal, maupun analisis data dari website.

3.      Pembahasan dan Intepretasi Data
3.1  Membangun Bisnis Hospitality
Keberhasilan setiap bisnis perhotelan terutama tergantung pada rencana pembangunan. Pengembangan bisnis mencakup berbagai macam kegiatan yang membuat baru atau diubah penawaran, pasar, organisasi dan proses. Hal ini meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan pelanggan, menambah kualitas, mengurangi biaya dan mencapai banyak manfaat untuk organisasi. Agar organisasi perhotelan menjadi sukses, pengembangan usaha perlu dimasukkan ke dalam tujuan dan sasaran bisnis perusahaan. Oleh karena itu, pengembangan bisnis harus menjadi bagian strategis dari rencana bisnis tahunan organisasi perhotelan. Ketika sebuah organisasi perhotelan memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya, biasanya dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif ini dapat diklasifikasikan sebagai reaktif / proaktif atau internal / eksternal (Ahmed, Crispin, & Alan, 2010).
3.2  Peran UMKM Sektor Hospitality di Indonesia
Pertumbuhan bisnis sektor UMKM selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup positif sekitar 2,5% setiap tahunnya. Menurut data yang diolah dari Kementerian Koperasi dan UKM dari tahun 2005 jumlah usaha yang memiliki kategori sektor UMKM dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan sebesar dari tahun 2005 sebesar 47 juta usaha menjadi 56,5 juta sampai dengan tahun 2012.

Dari data tersebut dapat disimpulkan pada tiga tahun terakhir pertumbuhan UMKM sebesar 2,7 juta atau pertumbuhan 2,5% per tahunnya. Pertumbuhan UMKM ini didorong oleh pertumbuhan perekonomian negara secara umum 5—6%  per tahunnya yang secara signifikan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaaan negara dalam bentuk pajak, selain mampu menyerap tenaga kerja baik yang kurang terdidik maupun pembukaan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial yang tinggi. 
Untuk UMKM sektor Perdagangan, Perhotelan dan Restoran (Hospitality), berdasarkan data Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010-2011 memberikan kontribusi terbesar kedua setelah sektor pertanian (Lampiran 1).
Lampiran 1:
Hal tersebut tak lepas dari tingginya dukungan pembiayaan perbankan. Dukungan akses pendanaan perbankan tersebut  menjadi salah satu faktor peningkatan perkembangan sektor perdagangan UMKM. Realisasi KUR dari tahun 2007-2012 melalui 7 bank nasional telah mencapai Rp. 89,97 triliun dan diberikan kepada 7.161.021 debitur dimana penyaluran di sektor perdagangan mencapai Rp. 49 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 4,8 juta. Adapun sektor perdagangan di tahun 2014 masih akan menjadi target penyaluran kredit UMKM bagi banyak bank dikarenakan sektor perdagangan merupakan sektor yang ekonomis usahanya dapat terukur.
Sedangkan untuk distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Sektor perhotelan merupakan salah satu sektor dari ke tiga sektor yang memiliki peranan penting terbesar ke-dua dari 9 sektor UMKM yang ada di Indonesia, Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan sebesar 52,45 persen pada tahun 2013. Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi sebesar 23,69 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memberikan kontribusi masing-masing sebesar 14,43 persen dan 14,33 persen (BPS, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2014).
Dalam penyerapan tenaga kerja yang ada UMKM menyerap banyak tenaga kerja.  Penyerapan tenaga kerja memperlihatkan kenaikan, dari 87.909.598 tenaga kerja di tahun 2006 menjadi 107.657.509 tenaga kerja UMKM di tahun 2012. Terjadi kenaikan 22,5% jumlah tenaga kerja dari 2006 hingga 2012, menunjukkan bahwa UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang selanjutnya dapat membantu perekonomian dalam hal pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi di daerah. Rata-rata per tahun, UMKM dapat memberikan peluang pekerjaan bagi 96.774.125.71 orang, atau 97,2% dari seluruh jumlah pelaku usaha di Indonesia. UMKM pada saat ini menjadi sesuatu yang penting dalam menopang pilar perekonomian. Sektor UMKM menjadi salah satu segmen bisnis vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kuantitas UMKM (jumlah UMKM) adalah suatu potensi besar di dalam perekonomian.  Jumlah unit usaha meningkat dari 49.021.803 unit pada tahun 2006 menjadi 56.534.592 unit pada tahun 2012, terjadi kenaikan 15,3% . Rata-rata tiap tahun, jumlah unit UMKM mencapai 99,99% dari total pelaku usaha nasional tiap tahunnya.
3.3  Peluang Sektor Hospitality Indonesia dalam Globalisasi
Globalisasi memberikan perubahan dan dampak dalam berbagai hal, salah satunya adalah adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut bekompetisi dalam menjariing konsumen lokal. Begitu juga dengan para pelaku usaha lokal yang bias mendapatkan peluang untuk bersaing dengan para pelaku usaha luar negeri.  Dampak globalisasi menyebabkan industri jasa yang terdiri dari berbagai macam industri seperti telekomunikasi, transportasi, perbankan, dan perhotelan berkembang dengan cepat.  Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengalami pertumbuhan dalam pembangunan perhotelan. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) akhir 2014 lalu menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah hotel baik berbintang maupun non bintang terus mengalami peningkatan. Jika tahun 2012 jumlah hotel berbintang sebanyak 1.623 hotel dengan kapasitas kamar sebanyak 155.740, maka tiga tahun kemudian atau tahun 2014, bertambah menjadi 1.996 hotel dengan jumlah kamar sebesar 195.886 unit. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan meningkatnya jumlah tamu per hari dalam tiga tahun terakhir. Dari 104.062 jumlah tamu per hari di tahun 2012, menjadi 133.989 tamu per hari di tahun 2014.
Tingginya supplay sektor hotel menempatkan Indonesia di urutan ketiga negara dengan pembangunan hotel terbanyak di kawasan Asia Pasifik menurut STR Global yang dirilis akhir 2014 lalu. Menurut lembaga yang fokus pada industri hotel internasional tersebut, sepanjang November 2014, Indonesia telah membangun sebanyak 28.806 kamar hotel baru. Angka ini mengalahkan Malaysia, Jepang, dan Filipina.
Hal ini menunjukan bahwa Indonesia tetap mampu bersaing dalam persaingan global dengan Negara lain dalam usaha sektor Hospitality dan hal ini memberikan peluang dalam sektor hospitality di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4.      Kesimpulan dan Saran
4.1  Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.       Untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam melakukan bisnis Hospitality maka diperlukan sebuah rencana pembangunan, serta pengembangan bisnis dengan memasukannya kedalam tujuan dan sasaran organisasi perusahaan.
2.       Perkembangan bisnis UMKM di Indonesia dari tahun 2009—2012 senantiasa mengalami peningkatan yang siknifikan, rata-rata setiap tahun dapat meningkat sebesar 2,5 % dan peningkatan ini salah satunya ditunjukan dengan peran  UMKM sektor Hospitality ( Perdagangan, Perhotelan, dan Restoran) yang begitu penting  terhadap perekonomian di Indonesia, dari tahun 2011-2013 UMKM sektor Hospitality selalu mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang baik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), di tahun 2013 dari jumlah pertumbuhan ekonomi sebesar 5,57% dari 9 sektor UMKM, UMKM sektor Hospitality mampu memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,07%,  angka ini mengindikasikan bahwa UMKM sektor Hospitality memberikan peranan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh karenanya harus senantiasa di jaga, dan dikembangkan agar dapat bertahan bahkan dapat meningkat dalam memberikan kontribusi yang positif untuk kemajuan perekonomian di Indonesia.
3.       Dengan kemajuan yang positif setiap tahunnya, UMKM sektor Hospitality di Indonesia mampu bersaing dengan Negara lain, hal itu dapat terlihat dari penelitian yang dilakukan  STR Global yang merupakan lembaga yang fokus pada industri hotel internasional, Indonesia sebagai Negara pembangun hotel terbanyak ke 3 di Asia Pasifik pada Desember akhir 2014, dan juga hal itu di ikuti dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung hotel per hari yang semakin meningkat selama 3 tahun terakhir di tahun 2014.
4.2  Saran
Adapun beberapa saran Untuk mempertahankan dan meningkatkan peran UMKM sektor Hospitality terhadap perikonomian di Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Saran terhadap Pemerintah
a.       Pemerintah harus memberikan dukungan terhadap para pelaku UMKM sektor Hospitality di Indonesia, seperti dengan memberikan modal terhadap para pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usaha yang dilakukannya.
b.       Memberikan kemudahan kepada para pelaku UMKM sektor Hospitality dalam melakukan perijinan Usaha dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
c.        Memberikan pelatihan khusus yang dapat meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia sehingga mampu untuk bersaing di kancah global.
d.       Mendukung para pelaku UMKM ketika bekerjasama dengan Negara lain yang mampu memberikan dampak yang baik yang saling menguntungkan.
  1. Saran terhadap Para Pelaku UMKM Sektor Hospitality
a.       Meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan, seperti dalam hal perhotelan maka harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan, memberikan tempat yang bersih, nyaman,, dan aman serta memberikan fasilitas yang lengkap dan didukung dengan teknologi yang  dapat memberikan kemudahan dan  kepuasan kepada para pelanggan.
b.       Dalam usaha perhotelan dibutuhkan strategi untuk memperkenalkan penginapan kepada semua orang. Langkah yang efektif adalah melalui jaringan sosial media yang mampu menjangkau seluruh orang di dunia. Dengan menerapkan strategi menempatkan pegawai khusus untuk menginformasikan, menerima masukan, maupun menjawab kritikan dari para tamu. Upaya ini dinilai lebih cepat merespons pertanyaan maupun pernyataan dari setiap tamu.
c.        Melakukan seleksi yang ketat saat penerimaan karyawan dengan menerapkan standarisasi sehingga dapat terpilih sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu berdaya saing secara global.
d.       Para pelaku Usaha UMKM memfokusankan seluruh sumber daya hanya pada unit usaha yang berprospek dan menguntungkan serta sesuai dengan nilai-nilai maupun kepentingan strategis jangka panjang. Pemilihan pemfokusan ini dapat dilakukan berdasarkan evaluasi atas beberapa kriteria tertentu seperti, prospek atau nilai usaha dan kesesuaian dengan visi dan misi Perusahaan.
e.        Meningkatkan daya saing berkelanjutan salah satunya melalui peningkatan perluasan jaringan kerjasama global. Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan untuk meningkatkan pengetahuan, kwalitas pelayanan dalam kerja, ketrampilan dalam melakukan pekerjaanya sehingga dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi perusahaan.
f.        Melakukan inovasi- inovasi dalam menjalankan usahanya, seperti melakukan inovasi dalam menyediakan fasilitas,  Inovasi Produk, Inovasi Proses, Inovasi Organisasional dan Inovasi Pemasaran.
Daftar Acuan
Ahmed, H., Crispin, D., & Alan, C. (2010). Hospitality Business Development. In H. Ahmed, D. Crispin, & C. Alan, Hospitality Business Development. Oxford: Elsevier.
Bank Dunia. (2005, January). Mendukung Usaha Kecil dan Menengah. Retrieved from Indonesia Policy Briefs - Gagasan untuk Masa Depan: 1. http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/SME.pdf
Boundreaux, D. J. (2008). Globalization. London: Greenwoodpress. (Boundreaux, 2008)
BPS. (2014). Berita Resmi Statistik. Jakarta: BPS.
BPS. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS.
Depkop. (2011). Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2010-2011. Jakarta: Bagian Data- Biro Perencanaan.
Dunning, J. H. (1993 ). The Globalization of Business. In J. H. Dunning, The Globalization of Business (pp. 252-253). London : Routledge.
Geoffrey, J. (2004). From the Nineteenth to the Twenty- first Century. In J. Geoffrey, Multinationals and Global Capitalism (p. 128). Oxford: University Press.
Hitt, Ireland, & Hoskisson. (2011). Consept Competitiveness & Globalization, Ninth Edition. In Hitt, Ireland, & Hoskisson, Strategic Management (pp. 62-92). Canada: South-Western Learning Cengage Learning.
Hitt, Ireland, & Hoskisson. (2011). Consept Competitiveness & Globalization, Ninth Edition. In Hitt, Ireland, & Hoskisson, Strategic Management (pp. 96-113). Canada:
Hitt, Ireland, & Hoskisson. (2011). Consept Competitiveness & Globalization, Ninth Edition. In Hitt, Ireland, & Hoskisson, Strategic Management (pp. 57-278). Canada: South-Western Learning Cengage Learning.
Rina, S. P. (2003). Manajemen Strategi Dalam Menghadapi Era Globalisasi. Unitas, September 2002 - Februari 2003, Vol 11 no., 20-36.























Lampiran







KARTU PUSTAKA
Judul Buku      :. Globalization
Pengarang       : Donald D. Boundreaux
Penerbit           : Greenwoodpress
Tahun Terbit    : 2008

No.
Kutipan
Halaman
1
Globalization is a process of interaction and integration among the people, companies, and governments of different nations, a process driven by inter- national trade and investment and aided by information technology.

1






KARTU PUSTAKA
Judul Buku      : Hospitality Business Development
Pengarang       : Ahmed Hassanien, Crispin Dale, Alan Clarke
Penerbit           : Elsevier Ltd.
Tahun Terbit    : 2010

No.
Kutipan
Halaman
1
The success of any hospitality business depends mainly on its development plans. Business development includes a wide range of activities that create new or changed offerings, markets, organisations and processes. It enhances sales, improves customer satisfaction, augments quality, diminishes costs and achieves numerous benefits for organisations. In order for hospitality organisations to be successful, business development needs to be incorpo- rated into the company’s business goals and targets. Accordingly, business development should be a strategic part of hospitality organisation’s annual business plan. When a hospitality organisation decides to develop its busi- ness, it is usually affected by various motives. These motives can be classified Introduction to Hospitality Business Developmenas reactive/proactive or internal/external.
2-3






KARTU PUSTAKA
Judul Buku      UMKM Outlook 2014
Pengarang       : Prof. Dr. Adler Haymans Manurun, dkk.
Penerbit           : Kontan
Tahun Terbit    : 2014

No.
Kutipan
Halaman
1
Tiga kelompok kategori UMKM dapat memberikan gambaran bahwa bisnis bisa berpindah kategori kelompok sesuai dengan pertumbuhan dan pengembangan bisnisnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan pada tiga tahun terakhir pertumbuhan UMKM sebesar 2,7 juta atau pertumbuhan 2,5% per tahunnya. Pertumbuhan UMKM ini didorong oleh pertumbuhan perekonomian negara secara umum 5- 6% per tahunnya yang secara signifikan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaaan negara dalam bentuk pajak, selain mampu menyerap tenaga kerja baik yang kurang terdidik maupun pembukaan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial yang tinggi. 
11










KARTU PUSTAKA
Judul Buku      :
Pengarang       :
Penerbit           :
Tahun Terbit    :
No.
Kutipan
Halaman












 [l1]Cari gambar globalisasi, integrasi anatr individu ,interaksi.

No comments:

Post a Comment