السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Semoga keselamatan tercurah atas kamu sekalian beserta rahmat dan barokah Allah

Sunday, September 14, 2014



Laksanakan Kewajiban Dapatkan Kemanfaatan, 
Fakta Shalat dan Kesehatan Menurut Ilmu Kesehatan China
kewajiban-shalat
Apapun yang menjadi perintah dari ALLOH SWT  memang selalu bermanfaat bagi diri kita, sholat merupakan suatu kewajiban bagi kita, namun tanpa kita sadari kita dapat mendapatkan banyak manfaat dari sholat seperti dapat terhindar dari perbuatan munkar dan juga manfaat kesehatan bagi tubuh kita.
 Seungguhnya shalat bagi orang mukmin ialah kewajiban yang tertentu (telah ditetapkan) waktunya.” (QS. An-Nisa:103).
Waktu-waktu shalat mengajarkan kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai dengan siklus alam semesta. Waktu-waktu shalat yang kita lakukan sangat sesuai dengan kaidah dan ketentuan sistem terapi dalam ilmu kesehatan China. Berikut ini Pembahasannya ;
Shalat Subuh : Terapi Paru-paru
Waktu pelaksanaan Shalat Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai hampir terbit matahari. Shubuh merupakan waktu yang tepat untuk proses terapi sistem pernapasan dan paru-paru, karena pada pagi hari udara masih bersih, oksigen masih segar. Dari paru-paru, darah mengambil “bahan bakar” yang masih baru & bersih, akhirnya keseluruhan organ menerima pasokan nutrisi yang bersih. Selanjutnya tubuh menjadi segar kembali dan otak menjadi jernih.
Penelitian mutakhir dalam ilmu medis Barat juga mengungkap manfaat kebiasaan bangun pada waktu shubuh. Ditemukan bahwa pada dini hari sekitar pukul 3.00 – 5.00 terjadi proses detoksin (pembuangan zat racun) di bagian paru-paru. Oleh Karena itu, biasanya selama durasi waktu ini, penderita batuk akan mengalami batuk hebat. Ini karena proses pembersihan (detoksin) telah mencapai saluran pernapasan.
Paru-paru dan usus besar merupakan organ yang saling berpasangan. Usus besar merupakan pengatur panas dalam perut. Jantung termasuk organ yang memiliki sifat panas. Apabila jantung memiliki sifat panas yang berlebihan, dengan pernapasan yang dilakukan pada saat udara benar-benar bersih, kita dapat mengarahkan panas jantung ke paru-paru dan dengan demikian mendinginkan panas dalam perut.
 Shalat DZuhur : Terapi Jantung dan Usus Kecil
 Waktu Zuhur adalah sejak tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit hingga saat bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut.
Jantung merupakan organ yang biasa dihubungkan dengan proses mental. Beberapa bentuk tekanan emosional seperti pusing, berdebar-debar, sesak napas, dan kemunduran vitalitas merupakan gejala-gejala umum dari penyakit jantung. Kemunduran chi jantung ditandai dengan kelemahan secara umum, seperti bicara terengah-engah, pernapasan yang pendek-pendek, dan sering berkeringat.
Jika wajah bengkak dan berwarna tidak cerah, kaki dan tangan terasa dingin, ini dinamakan kemunduran chi jantung. Gelisah, lekas marah, pusing, kehabisan akal, dan tidak bisa tidur adalah gejala kemunduran darah jantung. Bisa juga terasa aliran darah yang deras pada telapak tangan dan wajah, serangan demam ringan, dan berkeringat pada malam hari.
Gejala kelebihan chi jantung adalah akibat panas jantung. Ini terlihat dalam serangan demam tinggi, yang kadang-kadang disertai dengan menggingau, perasaan berdebar-debar yang mengganggu, kegelisahan yang sangat, tidak dapat tidur, dan sering mimpi buruk, wajah berwarna merah padam, lidah berwarna merah, atau terasa panas dan sakit, dan sering merasa panas ketika buang air kecil.
Waktu pelaksanaan shalat zuhur sangat sesuai dengan kaidah ilmu kesehatan China yang berpendapat bahwa berdasarkan sirkulasi chi, waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ jantung adalah pada pukul 11.00 – 13.00. Waktu zuhur adalah saat kita berada di puncak kepenatan akibat aktivitas sepanjang siang. Dengan melakukan shalat zuhur sebagai bentuk relaksasi dan dipadukan dengan basuhan air wudhu’, panas jantung yang berlebihan bisa menjadi normal kembali. Akhirnya hal ini mempengaruhi sistem lainnya, karena fungsi jantung yang merupakan “penguasa” pembuluh-pembuluh. Jantung memompa darah agar selalu mengalir untuk membawa sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh organ-organ lainnya. Tubuh kita yang penat dan pikiran kita yang sumpek akan tersegarkan kembali dan siap melanjutkan aktivitas.
Shalat Ashar : Terapi Kandung Kemih
 Waktu ashar adalah setelah habus waktu zuhur hingga terbenam matahari. Dalam ilmu kesehatan China, pukul 15.00 – 17.00 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi kandung kemih karena pada saat itu mulai terjadi kesesuaian secara perlahan antara hawa tubuh manusia dan hawa di sekitarnya, perubahan dari hawa udara yang panas menuju dingin.
Fungsi utama kandung kemih adalah mengubah cairan tubuh menjadi air kencing dan mengeluarkannya dari tubuh. Jika fungsi tersebut berjalan, terjadilah keseimbangan kimiawi dalam tubuh sehingga metabolisme terjaga. Jika fungsi ini terhambat, akan terjadi penumpukan cairan yang tidak bermanfaat dan mengandung racun sehingga mempengaruhi kerja organ-organ internal lainnya. Jika ini terjadi, proses pendinginan tingkat chi yang seharusnya dikeluarkan menjadi menumpuk dan menimbulkan panas yang tinggi, yang akhirnya mempengaruhi pula kerja ginjal.
Jadi, ibadah shalat ashar bermanfaat untuk meningkatkan daya kerja kandung kemih sehingga dapat lancar mengeluarkan racun yang diakibatkan oleh proses kimiawi tubuh yang berlangsung selama aktivitas sepanjang siang.
 Shalat Maghrigb : Terapi Ginjal
Shalat Maghrib dilaksanakan pada waktu sesudah matahari terbenam hingga lenyapnya mega merah di sebelah barat.
Ginjal dan kandung kemih adalah organ yang berpasangan. Kedua organ tersebut mengontrol tulang-tulang, sumsum, dan otak. Bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Kesehatan kedua organ internal ini tercermin pada kondisi rambut kepala. Mereka memainkan peran yang sangat penting dalam metabolisme air dan mengendalikan cairan tubuh, dan juga menjaga keseimbangan panas dan dingin yang sangat fundamental bagi tubuh.
Untuk mengetahui gejala-gejala kemunduran energi dingin ginjal sesungguhnya mudah. Biasanya, punggung bagian bawah terasa lemah dan sakit, ada suara mendengung pada kedua telinga dan kehilangan ketajaman pendengaran, wajah berwarna keabu-abuan dan gelap, khususnya di bawah kedua mata. Biasanya kepala terasa pusing, haus dan berkeringat di malam hari, dan sering masuk angin ringan.
Gejala-gejala kemunduran energi panas secara signifikan berkaitan dengan kehilangan energi atau panas. Serupa dengan kemunduran energi dingin ginjal, ada dengungan pada telinga, pusing, dan rasa sakit di punggung bawah. Namun rasa sakit ini ditandai dengan rasa dingin, lemah, dan lesu yang sangat. Biasanya kemunduran energi dingin ginjal menimbulkan gangguan pada jantung dan hati, sedangkan kemunduran energi panas ginjal mengganggu fungsi-fungsi limpa kecil dan paru-paru.
Ditinjau dari ilmu pengobatan China, waktu pelaksanaan shalat maghrib merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan terapi organ ginjal. Waktu maghrib adalah saat-saat hawa udara semakin menurun, dan sistem organ juga mulai menyesuaikan diri dengan energi di sekitarnya.
Shalat Isya : Terapi Perikardium dan Triple Burner (San Jiao)
Shalat Isya dilaksanakan setelah habis waktu maghrib hingga menjelang shubuh.
San Jiao adalah konsep dalam ilmu kesehatan China, yaitu sebuah organ fungsional yang tidak dikenal oleh ilmu kedokteran Barat modern. Menilik makna kata asalnya, yaitu lapisan yang terletak di bawah kulit dan di antara otot-otot, sebagian ahli mengajukan teori bahwa organ ini sama dengan sistem limfatik. San Jiao dianggap terutama bersifat energetik dan tidak memiliki komponen fisik.
Fungsi perikardium adalah membuang kelebihan energi jantung dan mengarahkannya pada titik Laogong yang terletak pada pusat telapak tangan. Dari Laogong, kelebihan energi akan dilepaskan secara alamiah sehingga terciptalah stabilitas tingkat energi jantung. Titik Laogong digunakan dalam ilmu kesehatan China untuk mengurangi suhu tubuh selama terkena sakit demam.
Waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ perikardium adalah pada pukul 19:00 – 21:00. Pada waktu tersebut hawa di sekitar sudah mulai rendah daripada hawa tubuh. Maka, diperlukan penyesuaian sistem energi di dalam tubuh manusia untuk bisa menyesuaikan diri dengan hawa di sekitarnya.
Pada waktu pelaksanaan shalat Isya, dimulailah penurunan kerja organ internal yang telah digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tubuh memasuki masa istirahat, terutama kerja jaringan otot yang digunakan untuk gerak dan berpikir. Waktu isya bisa disebut sebagai masa pendinginan keseluruhan sistem organ dan saraf. Proses pengistirahatan tubuh kemudian disempurnakan dengan tidur pada malam hari.
Paparan di atas tidaklah mutlak untuk menyatakan bahwa alasan penetapan waktu-waktu shalat adalah untuk menyesuaikan dengan sirkulasi chi dalam tubuh manusia. Terlebih lagi untuk daerah-daerah subtropis, panas musim panas, siang lebih panjang daripada malam, sehingga waktu pelaksanaan shalatpun bergeser. Oleh karenanya perlu diberikan penjelasan yang lebih khusus.
Namun teori sirkulasi chi ini dapat kita manfaatkan untuk merenungkan keagungan perintah melaksanakan shalat pada waktunya. Perhatikan bagaimana untuk melaksanakan shalat kita diperintahkan untuk memperhatikan posisi matahari. Perubahan posisi matahri menyebabkan pula perubahan suhu, gelombang elektromagnetik, dan lain-lain. Ini semua mungkin bisa dianggap sebagai “Chi Langit”.
Seperti alam semesta, tubuh kita pun mengalami siklus harian. Ilmu medis Barat menemukan bahwa setiap hari berlangsung siklus metabolisme tubuh manusia. Ilmu kesehatan China mengungkap adanya siklus chi harian dalam tubuh manusia.
Di nukil oleh dari Sebuah Buku yang Berjudul : Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan China Pengarang : Lukman Hakim Saktiawan (Guru Kungfu dan Praktisi Terapi Pengobatan Tradisional China) (dp/dais)

KETIMPANGAN PENDAPATAN  MASYARAKAT  AKIBAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Paradigma Pertumbuhan
Pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dengan fokus pada peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan pendapatan nasional. Penerapan paradigma pertumbuhan ini memang dicanangkan oleh PBB sebagai strategi pembangunan periode pertama yang berlangsung pada dasawarsa 1960-1970-an dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun. Tetapi, dalam prakteknya, ternyata mengabaikan masalah distribusi pendapatan nasional, sehingga timbul permasalahan baru yang justru lebih besar, seperti masalah kemiskinan, penganguran dan kesenjangan pembagian pendapatan, urbanisasi dan perusakan lingkungan.
Di Indonesia sendiri sangat jelas terlihat pada saat pemerintahan Orde Baru (sejak awal tahun 1970-an), yang menerapkan planned economy dengan pola “Growth First then Distribution of Wealth” atau yang lebih dikenal dengan strategi trickle down effects, terutama mengadopsi dari model Rostow yang lebih mengedepankan economic growth daripada faktor manusia dan nilai-nilai budaya sebagai pokok persoalan pembangunan (Budiman, 2000). Di dalam teorinya Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat, yaitu perubahan politik, struktur sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan ekonominya (Suryana, 2000:61).
Dalam masa Orde Baru pembangunan yang mengedepankan economic growth dengan pola konglomerasi (bahwa semua kebijakan berasal dari pemerintah) sehingga mengabaikan masyarakat untuk berpartisipasi, termasuk dalam turut mempengaruhi kebijakan-kebijakan pembangunan dengan tiadak adanya ruang publik, sehingga juga menghasilkan dampak yang negatif, yaitu bahwa pertumbuhan tinggi namun kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin lama semakin jauh. Si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin. Akibatnya adalah kapasitas ekonomi kelas bawah dalam  ekonomi nasional tidak tertampung (Azis dan Tim CPPS, 2001:27). Selain hal tersebut dengan pola yang telah diterapkan pada masa Orde Baru mengakibatkan perekonomian yang telah dibangun seperempat abad hancur  hanya dengan sekali krisis moneter yang melanda, bahkan berakibat krisis ekonomi yang berkepanjangan (Yuwono, 1999).
Berikut ini adalah tabel yang menunjukan PDB di Indonesia dengan jumlah yang tinggi sebelum krisis moneter:

1996
1997
1998
1999
2000
PDB
7,82
4,70
-13,20
0,23
4,77
PDB tanpa migas
8,16
5,23
-14,26
0,35
5,24
Sumber: BPS dalam Basri (2002)

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dan Permasalahan Ketimpangan Pemerataan Pendapatan
Meski telah terlihat dampak yang telah dialami dimasa lampau karena mengejar pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan tanpa melihat aspek yang lainnya, namun hal tersebut masih terbawa hingga pemerintahan di Indonesia saat ini, yang masih senang dengan tingginya pertumbuhan ekonomi namun kualitas kesejahteraan manusia di Indonesia terbilang masih sangat memperihatinkan.  Dalam 5 tahun terakhir perekonomian di indonesia selalu mengalami pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 5,88% setiap tahunnya, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia masuk dalam 10 peringkat teratas di Dunia (Worlbank:2014). Namun dibalik tingginya angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya ketimpangan pendapatan yang semakin memburuk, dalam 6 tahun terakhir ketimpangan pendapatan di Indonesia terus meningkat, hingga tahun 2013 ketimpangan pendapatan di Indonesia sebesar 41,30% sedaangkan di tahun 2008 hanya sebesar 35%. Berikut grafik ketimpangan pendapatan di Indonesia tahun1964—2013 ,


Kondisi ketimpangan yang sebenarnya tentu saja lebih buruk, mengingat Indeks Gini dan distribusi pendapatan di Indonesia dihitung berdasarkan pengeluaran, bukan pendapatan. Kondisi yang semakin parah juga dapat terlihat dari distribusi pemilikan tanah. Berdasarkan perhitungan Hermanto Siregar (Desember 2013), Indeks Gini untuk pemilikan tanah secara nasional mencapai 0,72. Hal serupa terlihat pula dalam pemilikan deposito.
Oleh karena itu maka strategi pengembangan ke depan harus didasarkan pada kekuatan sumberdaya domestik, karena  kita merupakan masyarakat agraris dengan jumlah penduduk yang sangat besar, maka peningkatan produktivitas pertanian tidak boleh terlepas dari proses peningkatan penghasilan petani, usaha kecil dan menengah (UKM), upah buruh serta pembangunan perdesaan. Dengan demikian kesenjangan pendapatan akan dapat diatasi karena pemerataan pembangunan dilaksanakan dari masyarakat pedesaan hingga masyarakta perkotaan. Kita harus mampu membuat kebijakan dan kelembangan dengan pola  pembentukan modal yang senantiasa terarah pada peningkatan produktivitas mayoritas warga bangsa. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetap merupakan sasaran utama, tetapi yang lebih penting adalah menetapkan sumber dari pertumbuhan karena pilihan tersebut akan menyangkut keberdayaan pelaku utama ekonomi, seperti petani, buruh, dan UKM. Elemen strategis untuk mendukung hal tersebut antara lain paradigma pembangunan yang bermuara pada otonomi rakyat, transformasi kelembagaan ekstraktif menjadi kelembagaan yang representatif, infrastruktur fisik dan sosial yang mensenyawakan kota dengan perekonomian perdesaan, pasar modal di perdesaan yang dapat dijangkau semua orang yang lebih adil bagi penduduk setempat.

Sumber :
Azis S.R., Abdul & Tim CPPS. 2001. Negara dan ketertindasan Buru, Potret Keterlibatan TNI-Polri dalam Masalah Perburuhan di Jawa Timur. Surabaya: CPPS Surabaya bekerjasama dengan USAID Jakarta.
Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustakan Utama (cetakan keempat).
Suryadi t.th. Paradigma Pembangunan Dan Kapabilitas Aparatur (www. bandiklatjatim.go.id/art_sur.htm, diakses 22-04-2002)).
Yuwono, Teguh. 1999. Reorientasi Paradigma Kebijakan Pembangunan (www. geocities.com/CollegePark/Hall/1285/wws110199.htm, diakses 22-04-2002).
Basri, F. (2014, January 2). Faisal Basri 01. Diambil kembali dari faisalbasri01.wordpress.com: http://faisalbasri01.wordpress.com/2014/01/02/prospek-ekonomi-2014/
BPS. (2014, Januari 2002). Index Gini. Diambil kembali dari bps.go.id: http://www.bps.go.id/tab.view/php.